Dis(crime)ination
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
POTONGAN tulisan karya Chairil Anwar di atas ngasih inspirasi, yang aku anggap ada unsur tentang diskriminasinya. Sedih nggak sih kalo ngerasa dibeda-bedain di keluarga, dianaktirikan di kelas pas pelajaran tertentu, atau bahkan seolah nggak dianggep dalam dunia pergaulan? Pasti sedihlah, mungkin orang-orang berpikir hal itu udah biasa, tetapi orang yang ngalamin perlakuan diskriminatif bakalan nganggep ini hal yang sangat menyakitkan.
Diskriminasi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dsb). Menurutku, hal ini udah jadi suatu fenomena yang bisa ditemuin di lingkungan sekolah. Diskriminasi seolah merupakan hal yang lumrah dan terjadi gitu aja tanpa disadari.
Di lingkungan sekolah, pelakunya juga nggak cuma para remaja yang terbilang labil, tetapi tanpa sadar juga orang dewasa menjadi pelaku utama. Misalnya, dalam suatu lingkungan sekolah terdiri atas beberapa kelas yang diajar sama seorang guru, ada satu kelas yang diperlakukan beda dengan kelas-kelas yang lainnya gara-gara anak-anaknya suka ribut, susah diatur. Perlakuan beda itu bisa dari cara ngajarnya atau mungkin dari sikap guru itu sama kelas tersebut.
Di lingkungan keluarga juga pasti terjadi diskriminasi, kadang ada anak yang lebih dianakemaskan. Seburuk apa pun kelakuan anak itu selalu dimaafkan, sedangkan anak yang didiskriminasi, ngelakuin kesalahan kecil aja dimarahinnya nggak kira-kira. Di lingkungan pergaulan juga, malah sering terjadi yang namanya eksklusivisme.
Zamannya Rasulullah saw. dulu juga sempet ada diskriminasi ras dan warna kulit yang dialamin sama Bilal. Akan tetapi, kenyataannya Rasulullah saw. sayang banget sama Bilal, udah gitu Bilal merupakan orang pertama yang mengumandangkan azan. Dari situ kita bisa menyimpulkan, Rasulullah saw. sendiri enggak pernah mengajarkan kita untuk bersifat diskriminatif. Lain lagi yang terjadi waktu masanya Nelson Mandela. Saat itu, terjadi pembedaan perlakuan terhadap golongan ras kulit putih dan kulit hitam. Dan saat itu, Nelson Mandela memperjuangkan persamaan hak bagi golongan ras kulit hitam. Perjuangannya nggak sia-sia, orang kulit hitam pun kini mendapat perlakuan yang adil sama seperti orang kulit putih. Terus ada lagi ibu kita Kartini, yang memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan perlakuan yang sama dengan laki-laki, lewat cita-citanya. Sekarang perempuan diperlakukan sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan maupun bidang pemerintahan.
Diskriminasi meskipun bukan sebuah kriminalitas, tetapi nyata itu adalah sebuah kejahatan. Kejahatan yang bikin orang lain sakit hati. Udah sepantasnya kita becermin diri untuk nggak membeda-bedakan orang karena diperlakukan beda itu nggak enak. Mulai sekarang, kita hapus yang namanya diskriminasi, kita hapus pemikiran kita untuk memperlakukan orang dengan membeda-bedakan menurut fisik, kelebihan, atau bahkan materi. Kita semua sama, punya hak asasi yang sama, hak untuk tidak diperlakukan diskriminatif. Memang kita harus bersikap adil yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya, tetapi bukan berarti kita boleh memperlakukan orang berbeda menurut apa yang dia punya kan?***
Galuh Fajriyah Galura, XII-IA-4, SMAN 1 Bandung.
Posting Komentar