gravatar

Menulis Buku Harian? Harus!

Sepintas, menulis di buku harian adalah hal yang sepele. Padahal, enggak gitu loh bel! Selain menciptakan keasyikan tersendiri, belia juga dapat dengan leluasa menumpahkan seluruh isi hati.

Pernahkan belia berpikir bahwa di saat dewasa, kita akan menjadi seorang penulis terkenal sekelas J.K. Rowling, atau menjadi cendekiawan, dan juga pengarang lagu? Semua itu harus kita mulai dengan menulis. Untuk itulah belia mulai dengan menulis di buku harian.

Coba belia perhatikan, penyanyi sekelas Sherina atau yang lainnya, pertama bisa mengarang lagu adalah melalui tulisannya di buku harian. Lihat juga orang yang terbiasa menulis, mereka dapat membuat sebait puisi dengan singkat. Karena menulis, otomatis otak belia akan terlatih untuk berpikir dengan imajinasi yang kreatif. Kalo udah gitu, belia akan terus mengeluarkan karya terbaik, di samping juga telah memanfaatkan waktu luang yang sangat berharga.

Ada orang bilang hari esok harus lebih baik dari hari ini, dan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Untuk mewujudkan itu, ada baiknya juga jika belia memulai dengan menuliskan kejadian yang kita lalui setiap hari di buku harian. Dengan mencatat hal-hal yang penting di dalam diary, belia akan belajar dari kesalahan masa lalu, dan dapat merencanakan kegiatan di masa yang akan datang.

Buat menulis di buku harian, saya punya pertanyaan yang mungkin baik untuk dituangkan dalam buku harian:

• Kapan belia menangis atau tertawa?
• Apa yang membuat belia menangis atau tertawa?
• Berapa banyak waktu yang dihabiskan belia untuk melamun sendirian?
• Kesalahan apa yang belia lakuin hari ini?
• Apa penyebab kesalahan-kesalahan itu?
• Apa yang membuat hari ini begitu "complicated"?

Nah bel, mungkin cuman itu yang saya jadikan pedoman buat menulis di buku harian. Mudah-mudahan ini dapat menjadi motivasi untuk kembali mengulang kebiasaan menulis di buku harian. Seberapa sibuk kita, sisihkan waktu untuk mencatat berbagai kejadian yang penting hari ini, untuk sekadar evaluasi diri.

Dengan menulis di buku harian, berarti belia udah memberikan kesempatan pada otak buat menumpahkan "isinya". Kali aja itu bisa jadi inspirasi buat bikin sebuah karya sastra yang bernilai komersil.***

Asep Taryana, Siswa SMP Pasundan Rancaekek