gravatar

Orang Tuaku, Sahabatku

SOBAT belia, ada beberapa teman saya yang mengeluhkan orang tuanya yang terlalu protektif. Setiap pulang sekolah harus langsung pulang. Kalau mau main, harus minta izin terlebih dahulu. Jika tak pulang tepat waktu, orang tuanya langsung menghubungi. Kenapa belum pulang? Kok nggak minta izin dulu? Akhirnya, teman saya tersebut kesal kepada orang tuanya. Berbagai macam cap pun dikeluarkan, dari mulai terlalu protektif, cerewet, mau menang sendiri, galak, nggak gaul, kolot, ketinggalan zaman, dan lain-lain. Saya tersenyum saja mendengar semua keluhannya.

Sobat belia, sekolah saya berdekatan dengan sebuah sekolah dasar. Saat saya berangkat sekolah, saya sering berpapasan dengan anak SD yang diantar ibunya. Lucu, karena ada beberapa anak kecil yang menangis saat ibunya pergi. Jadi ingat masa lalu. Dulu, waktu saya kecil saya sangat senang jika ibu mengantar saya ke sekolah. Sebelum pergi, ibu selalu membelikan saya sesuatu agar saya tak menangis ketika ibu pergi. Saat kecil dulu, orang tua adalah orang yang paling dekat dengan saya. Setiap hari Minggu kita menghabiskan waktu bersama. Kadang-kadang saya diajak jalan-jalan, dibelikan mainan atau makanan kesukaan. Wah, rasanya senang sekali saat itu. Belia juga pasti mengalami hal-hal seperti itu kan? Pertanyaannya, apa semakin kita dewasa, hubungan kita dengan orang tua akan semakin renggang?

Di manapun, kapan pun, dan bagaimana pun kondisinya, orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Setuju kan? Yang perlu Belia tanamkan, orang tua Belia pasti berharap Belia menjadi yang terbaik. Hanya, kadang-kadang caranya memang sulit dimengerti. Nah, inilah masalahnya. Komunikasi. Dulu, setiap pulang sekolah saya selalu langsung masuk kamar. Saya jarang berbicara dengan orang tua saya, sehingga mungkin mereka bertanya-tanya tentang kondisi kita. Akhirnya, mereka menjadi lebih protektif terhadap saya.

Mulai sekarang, coba deh setiap Belia pulang sekolah, jangan langsung masuk kamar. Temui ibu atau ayah Belia jika kebetulan ia ada di rumah. Ceritakan apa yang terjadi di sekolah, berilah mereka gambaran selintas tentang dunia Belia. Kenalkan teman-teman Belia pada mereka, agar mereka tidak khawatir tentang pergaulan Belia. Lakukan semua tugas Belia dengan baik, tepati janji Belia pada mereka. Menepati janji menunjukkan tingginya kedewasaan, menumbuhkan kepercayaan, dan yang pasti hal itu nunjukkin kalau Belia bertanggung jawab. Selain itu, nggak ada salahnya Belia curhat sama orang tua kalau Belia punya masalah. Berbagi perasaan adalah salah satu cara agar orang tua lebih mengenal Belia. Inilah yang saya baca dari buku, dan kemudian berhasil saya terapkan lho!

Ok deh Belia, jangan kecewakan orang tua Belia. Karena mereka adalah bagian tak terpisahkan dari hidup Belia. Oh ya, walaupun sudah terlambat, saya ingin mengucapkan, "Selamat Hari Ibu"...

Susianti, SMKN 7 Bandung.